Rabu, 24 November 2010

Diare: Penyebab dan Penanggulangan


   Sebagai anak kosan tentunya kita sering makan asal karena lapar. Padahal tidak seharusnya demikian. Kita juga harus memperhatikan sisi kebersihannya. Saya adalah orang dengan perut yang bisa dibilang “sensitif”. Hal ini menyebabkan saya harus memilah tempat makan dan makanan apa yang bisa saya makan. Kalau asal bisa-bisa saya kena diare. Tetapi apakah diare hanya karena tempat makan yang kotor saja? Mari kita telusuri sejenak.
Ada 4 penyebab utama diare, antara lain:
  1. Infeksi oleh bakteri, virus atau parasit.
  2. Alergi terhadap makanan atau obat tertentu.
  3. Infeksi oleh bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain seperti: Campak, Infeksi telinga, infeksi tenggorokan, Malaria, dll.
  4. Pemanis buatan
   Bakteri dan parasit juga dapat menyebabkan diare. Organisme-organisme ini mengganggu proses penyerapan makanan di usus halus. Dampaknya makanan tidak dicerna kemudian segera masuk ke usus besar.
   Makanan yang tidak dicerna dan tidak diserap usus akan menarik air dari dinding usus. Di lain pihak, pada keadaan ini proses transit di usus menjadi sangat singkat sehingga air tidak sempat diserap oleh usus besar. Hal inilah yang menyebabkan tinja berair pada diare.
   Sebenarnya usus besar tidak hanya mengeluarkan air secara berlebihan tapi juga elektrolit. Kehilangan cairan dan elektrolit melalui diare ini kemudian dapat menimbulkan dehidrasi. Dehidrasi inilah yang mengancam jiwa penderita diare.
   Selain karena rotavirus, diare juga bisa terjadi akibat kurang gizi, alergi, tidak tahan terhadap laktosa, dan sebagainya. Jadi kalau tidak biasa minum susu, kita bisa kena diare juga.
Ada juga diare yang khusus yaitu diare yang disebabkan oleh kuman tertentu:
  1. Diare pada amoebiasis oleh disentri amoeba.
Diare ini disebabkan oleh infeksi entamuba histolitika di dalam usus besar. Infeksi dapat menyebabkan ulserasi atau perlukaan pada dinding kolon.
Ciri-ciri terkena diare ini adalah diare 20 kali atau bahkan lebih dalam sehari, tinja berbau disertai darah dan lendir, mengeluh nyeri perut dan lemah , menyebabkan berat badan menurun.
Bila diare tidak ditangani dengan cepat dapat menyebakan panas yang tinggi dan disertai nyeri perut yang menyeluruh dan kejang.
  1. Diare pada shigellosis oleh disentri basiler.
Diare ini di sebabkan oleh bakteri shigella dysentriae yang menembus dan berkembang di dalam usus.
Ciri-cirinya bila nyeri pada perut bagian bawah, panas tinggi, menggigil, hilang nafsu makan, malas, sakit kepala dan lemah. Tinja bercampur dengan darah dan lendir
  1. Diare pada kolera.
Diare ini disebabkan oleh toksin kolera yang menyerang sekresi elektrolit dan air.
Ciri-cirinya ada “watery diarrhea” yaitu tinja yang mengeluarkan lebih banyak air dari pada ampas. Tidak ada nyeri namun muntah tanpa mual, dapat menyebabkan dehidrasi dalam waktu singkat
Gejala diare atau mencret adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4 x atau lebih dalam sehari, yang kadang disertai:
  • Muntah
  • Badan lesu atau lemah
  • Panas
  • Tidak nafsu makan
  • Darah dan lendir dalam kotoran
   Rasa mual dan muntah-muntah dapat mendahului diare yang disebabkan oleh infeksi virus. Infeksi bisa secara tiba-tiba menyebabkan diare, muntah, tinja berdarah, demam, penurunan nafsu makan atau kelesuan.
   Selain itu, dapat pula mengalami sakit perut dan kejang perut, serta gejal-gejala lain seperti flu misalnya agak demam, nyeri otot atau kejang, dan sakit kepala. Gangguan bakteri dan parasit kadang-kadang menyebabkan tinja mengandung darah atau demam tinggi.
   Sebenarnya diare bukanlah penyakit yang berbahaya apabila di tangani dengan baik. Komplikasi yang bisa terjadi adalah adanya dehidrasi dan syok hipovolemik akibat banyaknya cairan yang keluar dari tubuh tanpa diimbangi oleh masuknya cairan.
   Mungkin cara yang termudah untuk penanganan diare adalah untuk mecegah dehidrasi dan syok. Pasien harus diusahakan makan dan minum yang banyak, minum oralit atau bisa minum cairan pengganti elektrolit untuk mencegah dehidrasi.
Terdapat jenis obat untuk mengobati gejala diare, antara lain:
  1. Zat penekan peristaltik, sehingga memberikan lebih banyak waktu untuk resorpsi air dan elektrolit.
  2. Adstringensia yang menciutkan selaput lendir usus.
  3. Adsorbensia, misalnya karbo adsorben yanga pada permukaannya dapat menyerap (adsorpsi) zat-zat beracun (toksin) yang dihasilkan oleh bakteri atau yang adakalanya berasal dari makanan. 
   Untuk obat yang paling populer di kalangan anak kosan biasanya entrostop, diapet dan norit. Entrostop dan diapet umumnya masuk ke golongan obat penekan peristaltik. Sedangkan norit masuk ke golongan adsorbensia. Efek kerja norit dirasa tidak secepat efek entrostop dan diapet memang, tapi, norit merupakan obat yang paling direkomendasikan, karena obat ini membuang kuman-kuman yang terdapat dalam perut kita, kalau entrostop dan diapet itu mengobati dengan cara memampetkan, sehingga kuman-kumannya tidak dibuang seutuhnya.

Referensi:
http://id.istanto.net/2010/08/16/penyebab-diare-dan-penanganan-diare/
http://medicastore.com/diare/penyebab_diare.htm
http://medicastore.com/diare/pengobatan_diare.htm


Olivia Mayer
210110090003

0 komentar:

Posting Komentar